Opini  

Menjadi Pion dan Elaborasi Perasaan

Abd Rahman
Abd. Rahman.
Oleh: Abd. Rahman, M.Pd.

maduraindepth.com – Permainan catur adalah permainan yang tergolong tua dalam sejarah. Permainan ini sudah berabad-abad lamanya menjadi sejarah panjang peradaban manusia. Namun, permainan ini tetap eksis dan digemari semua orang. Dari kaum muda sampai orang tua pun menggemari permainan ini. Sekarang permainan ini sudah diakui menjadi olahraga resmi yang dipertandingkan secara professional.

Banyak orang mengagumi catur, karena permainan ini sangat asyik dan menantang. Dan yang lebih unik, Bidak catur memiliki simbol-simbol yang mengaitkan pada sebuah strategi perang dalam sebuah kerajaan. Di dalamnya terdapat raja, ratu, gajah, kuda, benteng dan pion. Ditambah lagi, permainan catur sangat menguji anomali seseorang dan menguji kecerdasan otak kita.

Menurut sejarah yang ada, disebutkan bahwa permainan catur ini bermula dari negara India, dan jenis-jenis bidak yang ada dalam permainan ini sebenarnya merupakan cerminan dari tentara atau prajurit di militer kerajaan India pada abad pertengahan, seperti pasukan infantri, ksatria berkuda, pengendara gajah, dan keunikan lain yang terdapat dalam permainan ini. Sampai ke Eropa pun, permainan ini diakui menjadi sarana untuk belajar strategi perang/militer yang diajarkan tanpa harus benar-benar melakukan perang, serta permainan catur ini menjadi mainan populer bagi raja dan bangsawan pada saat itu.

Banyak orang menyukai permainan ini karena perannya, dan langkah bidak yang dimainkan mempunyai tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Beberapa orang suka pada peran banteng, karena langkahnya yang lurus dan siap menghadang lawan di depannya. Sebagian lagi suka pada peran gajah, karena suka berjalan diagonal. Dan ada juga memfavoritkan peran kuda karena perannya yang unik. Kuda dapat bergerak berbentuk “L” dan bisa melompati bidak lain, keunikan kuda tak dapat ditiru bahkan seorang ratu juga tak bisa melakukan hal yang sama seperti kuda. Namun, diantara bidak yang lain itu ada peran pion yang selalu dipandang lemah.

Pion hanya bisa bergerak selangkah, dan dia hanya diberi kesempatan untuk maju kedepan dan ia tak bisa mundur. Pion hanya bisa bergerak maju lurus kedepan. Peran pion dalam permainan catur hanya dijadikan umpan yang selalu gugur duluan dalam setiap pertempuran. Dan anehnya, pion hanya bisa “memakan” musuhnya secara diagonal. Meski begitu, pion juga memiliki banyak kelebihan dan banyak orang tak pernah sadar akan kelebihan dan peran pion itu sendiri.

Meski dipandang lemah dan cenderung diremehkan lawan, peran pion memiliki makna filosofis yang harus kita teladani. Pion adalah simbol rakyat yang hidup damai dan berkelompok. Kehidupan rakyat biasa cenderung suka bergotong royong dan selalu bahu-membahu satu sama lain untuk bertahan hidup. Pion memiliki simbol kesetiakawanan yang tinggi dan juga suatu saat akan menjadi ancaman besar bagi lawan di depannya.
Pion adalah simbol kesetiaan. Kegigihan dan jiwa nasionalisnya membaur dalam keteguhan. Peran pion selalu di depan dan siap bertarung duluan dengan musuh demi mempertahankan dan melindungi rajanya. Meski, terkadang selalu dianggap remeh, tak berguna, rendahan, diacuhkan, ditertawakan, disepelekan yang kerap kali dialami sang pion. Namun pion tetap tenang, selalu tersenyum seolah dia selalu sabar dalam menghadapi permasalahan yang terjadi pada dirinya.

Seorang pemain profesional, kadang membuat strategi atau membuat formasi piramida yang melibatkan peran pion untuk mengalahkan dan membunuh musuhnya secara diagonal. Langkah dan strategi perang piramida membentang secara diagonal seperti tangga, dan pion menjadi sulit dikalahkan. Dan jika musuh membunuh satu pion, maka pion lain dibelakangnya akan siap membalas dendam pada temannya yang dimakan. Starategi ini cukup efektif yang membuat lawan berfikir dua kali untuk menembus pertahanan ini. Dan ini menjadi catatan bahwa pion punya kekuatan besar jika hidup berdampingan dan saling bantu sama lain.

Dan dari kehidupan pion kita belajar banyak, tentang kesetiaan, kerjasama dan semangat juang yang bersama-sama harus kita bangun. Jangan pernah menjadi pion yang lemah dan selalu ditindas. Akan tetapi, sekecil apapun “pion” itu jika hidup berdampingan dan selalu bekerja sama akan menjadi kekuatan besar yang dahsyat yang akan menghancurkan setiap musuh yang mencoba mengusiknya. Pion adalah simbol prajurit sejati yang siap berdiri digaris depan mempertahankan kerajaannya.

Ada elaborasi perasaan moral yang secara harfiah dimiliki oleh nurani kita sebagai manusia. Menurut Dharma Kesuma dkk, dalam buku pendidikan karakter (hal : 75-80). Nurani memiliki dua sisi: sisi kognitif—pengetahuan tentang apa yang baik—dan sisi emosional—merasa wajib melakukan apa yang baik. Nurani yang matang akan mencakup kapasitas untuk rasa bersalah secara konstruktif disamping kewajiban secara moral. Jika nurani anda wajib untuk berbuat sesuatu, maka anda harusnya merasa bersalah jika anda tidak melakukannya. Kapasitas untuk rasa bersalah secara konstruktif juga membantu kita dalam menolak semua godaan. Nurani kita adalah gerakan hati yang benar dan terkadang kita selalu mengacuhkannya karena beberapa hal, dan itu hanya anda yang tahu alasannya.

Bukan hanya itu, penting bagi kita sebagai manusia untuk mengontrol emosi. Emosi dapat menenggelamkan penalaran. Maka penting bagi kita untuk mengontrol diri kita dan emosi yang ada pada diri kita. Control-diri membantu kita berbuat kebajikan pada orang lain dan lingkungan kita. Sehingga penting bagi kita untuk selalu berfikir positif pada orang lain dan mulai membuka diri untuk berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, penting juga kita melakukan pendekatan lain untuk selalu mengontrol diri yakni selalu rendah hati. Rendah hati mempunyai hubungan erat dengan mengontrol diri agar tidak emosi. Rendah hati adalah obat dari kesombongan, ketamakan, iri dengki dan semana-mana pada orang lain. Rendah hati adalah sisi efektif dari pengetahuan-diri. Rendah diri dan rendah hati adalah keterbukaan sejati pada orang lain, dan kemauan untuk bertindak memperbaiki diri dari kesalahan.

Karena menyembuhkan luka, butuh waktu yang lama. Tak perlu berlaku kasar ataupun meremehkan orang lain. Dan tak perlu memperlihatkan kekuatan hanya untuk menakuti, dan menganggap remeh kehidupan para pion. Mengutip sinopsis Pion Memorabilia. karya Elwin Padmaraksa. Razka yang sejak kecil diperlakukan kasar dan mendapat cap “pecundang” dari ayahnya sendiri karena tidak menjadi juara kelas, bertekad pergi ke Pulau Jawa. Ia tak tahan lagi dengan perlakuan tersebut, dan dibanding-bandingkan dengan adiknya. Iyal, yang kerap jadi juara. Ternyata, meski waktu terus bergulir dan jarak sudah nyata tercipta, gaung suara ayahnya tetap sampai.

Suara yang mengatakan bahwa ia tidak bisa melakukan apa-apa dengan baik. Bayang hukuman yang harus diterima atas kesalahan yang tidak selalu dilakukannya. Demikian pula bayang tentang bidak-bidak catur karyanya yang dibuang sang ayah ke saluran irigasi dan hanya menyisakan sebuah pion. Butuh berapa lama untuk menyembuhkan hati Razka? Untuk membuktikan bahwa bisa menjadi pion yang selamat sampai ke ujung kotak pertahanan lawan hingga bisa berubah, dan bukan sekedar menjadi pion yang dikorbankan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto