Gelar Pelatihan Cek Fakta, AJI Surabaya Dorong Jurnalis Madura Tekan Peredaran Disinformasi dan Misinformasi

AJI Surabaya beserta peserta pelatihan Cek Fakta foto bersama usai pelaksanaan kegiatan di Java In Coffee and Resto, Sabtu (13/8/2022). (Foto: maduraindepth.com)

maduraindepth.com – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Surabaya menggelar Fact-check Training for Journalists atau Pelatihan Cek Fakta untuk Jurnalis di Kabupaten Sumenep. Kegiatan yang digelar di Java In Coffee and Resto pada Kamis-Sabtu, 11-13 Agustus 2022, tersebut diikuti sebanyak 15 jurnalis dan pers mahasiswa.

Didukung AJI Indonesia dan Google News Initiative, AJI Surabaya terus mendorong jurnalis lokal di Madura untuk berpartisipasi dalam menekan beredarnya disinformasi dan misinformasi.

banner auto

“Ini bagian dari ikhtiar AJI dalam mendorong jurnalis lokal untuk terlibat dalam cek fakta. Harapannya, di media masing-masing nantinya ada kanal khusus untuk cek fakta,” ujar Andre Yuris, Sekretaris AJI Surabaya dan Trainer Google News Initiative, Sabtu (13/8).

Pria yang akrab disapa Yuris ini mengungkapkan, perlu kolaborasi lintas media untuk mencegah menyebarnya missinformasi dan disinformasi. Menurut dia, jurnalis juga punya tanggungjawab menyampaikan kebenaran kepada publik.

“Dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, konten hoaks juga jadi lebih cepat beredar,” jelasnya.

Yuris mengatakan, dengan penguatan kapasitas dalam verifikasi fakta dapat dapat membantu media lokal menghasilkan produk jurnalistik yang berkualitas. Sehingga bisa berkontribusi memenuhi hak masyarakat mendapatkan informasi yang berkualitas.

“Kemampuan cek fakta juga merupakan peluang profesi baru bagi teman-teman jurnalis” ucap Yuris.

Media nasional seperti Tempo.co, Kompas.com, dan Liputan 6, lanjut dia, memiliki kanal khusus cek fakta dan dikerjakan oleh jurnalis dan pemeriksa fakta.

Baca juga:  Rencana Penundaan Pilkades: Menyelamatkan Rakyat atau Kepentingan Pejabat?
Literasi digital kalangan jurnalis dan tokoh agama amat penting

Sementara itu, Divisi Data, Informasi, dan Komunikasi AJI Surabaya, Artika Farmita memaparkan, Pemilu maupun Pilkada kerap menjadi area konflik yang dianggap sah dan legal, bahkan sampai ke taraf kekerasan fisik. “Kekerasan fisik ini tak jarang bermula dari fitnah dan hoaks di dunia maya,” paparnya.

Artika yang juga menjadi salah satu trainer ini menyebut, persebaran berita palsu juga cenderung meningkat di tahun politik, terutama menjelang Pilkada maupun Pilpres. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), hoaks di media sosial meningkat signifikan sejak Januari 2018.

Terhitung Agustus 2018 hingga pasca Pilpres November 2019, Kemenkominfo telah mengidentifikasi sebanyak 3.901 berita palsu. Hoaks terbanyak ada di kategori politik sebanyak 973 hoaks, sedangkan kategori pemerintahan sebanyak 743 hoaks dan 401 hoaks kesehatan.

Atas dasar itu, kata Artika, peningkatan kapasitas jurnalis sebagai salah satu pilar demokrasi amat penting untuk menghadapi tahun politik. Apalagi, pekan ini Indonesia sedang memasuki masa pendaftaran calon partai peserta Pemilu 2024.

“Terutama di Madura yang punya kultur persaudaraan kuat, saat Pilkada bisa rawan perpecahan karena hoaks dan hate speech menyebar antar aplikasi perpesanan. Ini sangat bisa dihindari, minimal diredam,” kata Artika.

Dia menambahkan, tokoh agama turut berperan penting dalam literasi media dan mencegah hoaks. Sebab menurut survei Kata Data dan Kominfo pada 2020 di 34 provinsi, sebanyak 50,6 persen orang percaya tokoh agama sebagai asal sumber informasi.

Baca juga:  Hendak Menambang Pasir, Warga Sampang Temukan Bayi Terbungkus Kain

Dalam pelatihan cek fakta ini, jurnalis dibekali dengan pemahaman tentang landscape hoaks di media, anatomi hoaks, dan peran media. Termasuk keterampilan menggunakan tools verifikasi foto dan video, analisis sumber, audit media sosial, keamanan digital, dan etika pemeriksaan fakta.

Sebagai tambahan informasi, kolaborasi cek fakta di Indonesia sudah dimulai tahun 2016 oleh AJI Indonesia, Mafindo dan Google News Initiative melalui portal cekfakta.com. AJI Surabaya telah menyelenggarakan pelatihan serupa untuk jurnalis di Kota Surabaya dan Kabupaten Sampang. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto