maduraindepth.com – Rumah peninggalan Syaikhona Kholil terletak di Desa Telaga Biru, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan. Meski terbilang kuno dan teka berpenghuni, kondisi bangunan masih sangat terawat. Terlihat dari warna cat dinding yang tidak pudar dan tampak bersih.
Pada Senin (12/12), maduraindepth.com mengunjungi bangunan tua tersebut. Bukan rumah biasa. Bangunan dengan cat pagar teras kuning kombinasi biru muda itu merupakan peninggalan dari Syaikhona Kholil Bangkalan. Sekitar satu jam perjalanan dari pusat kota Dzikir dan Shalawat.
Muafa, juru kunci rumah peninggalan Syaikhona Kholil menuturkan, rumah tersebut pernah direnovasi sekitar tahun 2015. Dahulu, kata dia, jauh sebelum itu, ada beberapa orang yang merenovasi rumah tokoh ulama besar yang acap disapa Mbah Kholil itu. Namun orang-orang yang melakukan perbaikan rumah itu menjadi gila.
“Merenovasinya itu harus se izin atau kedatangan mimpi Mbah Kholil kepada orang-orang tertentu,” tuturnya Muafa, Senin (12/12).
Diceritakan, dahulu setelah Mbah Kholil wafat, rumah peninggalannya dipasrahkan dan di tempati oleh juru kunci pertama, yaitu H Irfan. Setelah juru kunci pertama wafat, sampai saat ini tidak ada yang menempati rumah tersebut.
Meski demikian, hingga kini rumah Syaikhona Kholil terlihat kokoh berdiri di tengah-tengah pemukiman warga Desa Telaga Biru. “Tidak ada yang menempati rumah Mbah Kholil lagi, selain Almarhum H Irfan,” ucapnya.
Sejumlah barang peninggalan Syaikhona Kholil, lanjut dia, seperti sorban, tongkat, keris, hingga tulisan-tulisan masih tersimpan rapi. Namun, diakui rumah tersebut jarang dibuka.
“Hanya orang – orang tertentu yang berani membuka rumah Mbah Kholil,” pungkasnya. (RM/*)
